---digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha
Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar.
Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan.
Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bisa sekalipun ditawar. Di bawah bayang-bayang dirinya yang disorot matahari, mereka tidak pernah sekalipun dalam hidupnya merasa takut dilumat zaman, dibakar matahari. Mereka hanya takut orang tua mereka dilumat waktu selagi mereka sibuk menikmati hidup.
Suatu hari anakmu melihat seorang bocah mengais-ngais belas kasih di sepanjang jalan yang gelap dan pekat. Mencari sisa-sisa nasi yang seringkali sudah basi untuk mengisi perut kosongnya yang merengek untuk diisi. Bocah itu mati keesokan paginya. Tanpa layatan resmi dan kunjungan orang basa-basi. Tidak ada satupun ingatan dari orang lain tentang dirinya; hanya waktu yang merekam bahwa dalam hidupnya tidak pernah sekalipun ia menyerah kalah.
Sampai suatu hari anakmu pulang ke rumah dan melihat ibu-bapaknya seperti baru melihat keduanya pertama kali. Mencium bau tubuhnya, mengisi sela-sela jari ibunya, mendekap hangat keduanya, diiringi air mata dan do'a yang sudah akrab berkenalan dengan kita. Anakmu dalam hidupnya tidak pernah sekalipun takut pada apapun atau siapapun, tapi kali ini ia takut sekali beranjak dewasa dan menyadari orang tuanya menua tanpa ada dia di sampingnya.
Selamat ulang tahun Papah, bahagia selalu. Tak ada yang mudah dalam hidup.
2019
Comments
Post a Comment