Skip to main content

Posts

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu
Recent posts

Mengutuk Diri

Saya mengutuk diri karena ternyata saya adalah anak bapak yang paling mirip dengan bapak. Struktur gigi bapak yang ditemui di gigi saya, gigi bawah bapak yang runcing kanan kiri yang ditemui di gigi bawah saya. Saya mengutuk diri karena ternyata saya adalah anak bapak yang paling mirip dengan bapak. Emosi tak terkendali bapak, mudah meninggi dan ringan lidah yang juga menjadi bagian dari diri saya dan bertahun-tahun membuat saya mengutuk diri sendiri. Saya teramat mirip dengan bapak bukan saja pada sifat dan struktur gigi dan emosi dan segala hal tentang bapak, tetapi juga mirip dengan bentuk badan yang bapak punya. Saya terlalu mirip bentuk badan dengan bapak sehingga orang kebingungan membedakan saya dan bapak ketika sama-sama disiram cahaya matahari sore sehingga hanya siluet. Saya mengutuk diri karena terlalu mirip bapak yang jarang dalam hidupnya memiliki rencana-rencana jangka panjang dan ternyata itu adalah diri saya hari ini. Saya mengutuk diri karena terlampau duplikat dengan

Dan Angin Bagi Layar yang Kupasang, Weslly Johannes

  Puisi yang semoga suatu hari, keadaan mengizinkan untuk membacakannya di samping Mimi. Dan Angin Bagi Layar yang K upasang ibu, jalan yang kutapaki telah mengubahku sedemikian sehingga aku menjadi satu buku yang menyimpan segalanya. aku bercermin satu sore, menatapi kening dan pundakku; bekas-bekas luka yang, dengan sentuhan jarimu, telah menjadi satu lagu paling sayang. tak pernah sekali jua aku dapat pergi begitu jauh dari dua tanganmu yang terkatup dan menjadi dunia di mana ada aku dan semua kampung yang kutuju. pada waktu-waktu paling jauh dan sendiri, ketika aku hanya punya malam dan sedikit kekuatan, ibu, engkau telah berjalan melampaui pasang dan surut untuk meniupkan angin bagi layar yang kupasang di hadapan laut seluas rahasia. berlayarlah aku, terus; melintasi hidup, menyeberangi diriku sendiri. lautan ini, gelombang ini, mengingatkanku  pada pangkuan yang menimang aku dan dada yang berdebar untukku. WJ/Salatiga, 2017

Tapi, Indramayu adalah Romantisme

Dadaku pernah mendesir selagi menyaksikan rusa-rusa diberi makan oleh mereka yang berbahagia di Ranca Upas, di Bandung. Menjaring kabut di Lembang, bercengkrama dengan dingin yang menyapa sampai kulit terdalam. Aku pernah, menikmati ombak lemah-lembut di pantai di Gunung Kidul. Pasir putih dan tebing yang indahnya bukan main. Atau diterjang ombak besar di pantai Trisik, di Jogja. Memetik buah naga di sepanjang pekarangan di dekat pantainya. Menyapa angin pantai yang tiupannya membuat rambut gondrongku tertiup angin kesana-kemari. Menelusuri keraton dan bertukar cerita di salah satu angkringan di dekat alun-alun Kidul. Atau bercengkrama disela-sela belanja di pasar Beringharjo yang khasnya tak pernah lekang oleh waktu. Bersantap nasi kucing dengan lauk beberapa tusuk usus dan sate telor puyuh, dan sejuta keramahan yang tersimpan rapih di sudut-sudut kota. Bandung adalah tempat paling tepat bagi siapapun yang mau menaruh sejuta luka, melupakannya sejenak dan menikmati segala pernak-pe

Morfem!

Ada banyak band yang bisa didengarkan ketika seseorang merasa terpuruk dan bahkan merasa bahwa hidupnya mungkin sudah menjadi abu. Tidak ada yang menarik lagi. Ada beberapa band yang orang dengarkan ketika patah hati, beberapa band yang lain orang dengarkan ketika suasana hatinya sedang bagus.  Dan, Morfem, bagi saya, adalah band dengan lagu-lagu yang menemani ketika hidup lagi brengsek-brengseknya. Kehilangan hal besar, patah hati, beban di pundak yang beratnya setengah mati, tugas-tugas kuliah yang saya tidak bisa atur lagi waktu pengerjaannya dan seabreg masalah yang datang adalah hal-hal yang ada di dalam hidup saya ketika lagu-lagu dari Morfem terus menemani saya dan seolah berbisik tepat di telinga, tetapi dengan nada yang amat sangat keras sekali, "Jangan mati dulu!" Pertengahan sampai akhir tahun 2019, bagi hidup saya, adalah tahun paling brengsek yang pernah saya alami. Momen hilang arah, tidak ada ketertarikan dan gairah hidup, sekaligus bingung harus melakukan apa

Bapak yang Tidak Pernah Bertanya IPK

Bapak tidak pernah sekalipun mengajukan pertanyaan yang bahkan amat sangat berhak untuk ia ajukan, mengingat segala biaya kuliah dan menjadi mahasiswa ditanggung penuh olehnya. Bapak tidak pernah bertanya perihal IPK. Setiap kali pulang, dari sorot matanya, ia rutin bertanya, "Bagaimana rasanya hidup?"  Dan aku masih belum benar-benar menemukan jawabannya.