Aku mulai terbiasa dengan sapaan manismu di pagi hari. Dengan embun yang halus kamu kirimkan semangat pagi lewat tulisan khas yang belakangan menjadi sangat akrab untuk selalu kubaca.
Malam malam yang dingin yang pernah ku jejaki menjadi lebih sangat berarti dengan hadirnya dirimu yang senantiasa menemani.
Aku suka mendengarmu tertawa meski aku belum pernah melihatnya. Senyum manis yang kamu kirim selalu membuatku membayangkan betapa indah ukiran bibir itu.
Tubuhmu yang kunantikan lama untuk aku dapat memeluknya mungkin tidak benar benar terjadi.
Aku baru menyadari bahwa setiap canda dan ceriamu adalah bagian dari keseharian. Tentu tidak ada yang istimewa untukku selama ini. Ternyata aku salah.
Kudengar kamu baru punya kekasihmu. Kekasih yang tentu kamu anggap terbaik. Aku cukup senang.
Kamu bisa tertawa lebih lepas dengan lelakimu, menceritakan setiap lelahmu sepanjang hari kepadanya, tentu kamu akan lebih menikmati hari hari baru bersama kekasihmu.
Aku menyadari segalanya bahwa kamu tidak akan lagi menoleh kepadaku, tidak ada lagi tertawamu setiap malam sebagai pelepas lelah, tidak ada lagi senyummu dipagi hari sebagai penyemangat hari.
Aku rindu kamu yang dulu, tapi aku lebih tahu diri dengan hadirnya aku dihidupmu saat ini. Bukan, bukan hidupmu saja, hidup kalian berdua.
Comments
Post a Comment