Skip to main content

Perempuan Dalam Dekapan

Aku mulai terbiasa dengan sapaan manismu di pagi hari. Dengan embun yang halus kamu kirimkan semangat pagi lewat tulisan khas yang belakangan menjadi sangat akrab untuk selalu kubaca.

Malam malam yang dingin yang pernah ku jejaki menjadi lebih sangat berarti dengan hadirnya dirimu yang senantiasa menemani.
Aku suka mendengarmu tertawa meski aku belum pernah melihatnya. Senyum manis yang kamu kirim selalu membuatku membayangkan betapa indah ukiran bibir itu.

Tubuhmu yang kunantikan lama untuk aku dapat memeluknya mungkin tidak benar benar terjadi.

Aku baru menyadari bahwa setiap canda dan ceriamu adalah bagian dari keseharian. Tentu tidak ada yang istimewa untukku selama ini. Ternyata aku salah.

Kudengar kamu baru punya kekasihmu. Kekasih yang tentu kamu anggap terbaik. Aku cukup senang.

Kamu bisa tertawa lebih lepas dengan lelakimu, menceritakan setiap lelahmu sepanjang hari kepadanya, tentu kamu akan lebih menikmati hari hari baru bersama kekasihmu.

Aku menyadari segalanya bahwa kamu tidak akan lagi menoleh kepadaku, tidak ada lagi tertawamu setiap malam sebagai pelepas lelah, tidak ada lagi senyummu dipagi hari sebagai penyemangat hari.

Aku rindu kamu yang dulu, tapi aku lebih tahu diri dengan hadirnya aku dihidupmu saat ini. Bukan, bukan hidupmu saja, hidup kalian berdua.

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Hari Anakmu

--- digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar. Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan. Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bi...

Gadis Lima Belas Tahun

Lalu, gadis berumur lima belas tahun itu menghampiriku perlahan, sambil melambai manja ia menawarkan: "Dua ratus lima puluh ribu, mas." Aku hanya senyum sekadar senyum. "Umurmu berapa, dek?" "Lima belas tahun, mas." "Bukankah tak baik gadis lima belas tahun di sini?" Lalu, hening sesaat. Sesak dadaku berpikir kalau-kalau ucapanku menyinggung perasaannya. "Hidup tak hanya tentang baik dan buruk, mas. Setidaknya begitu menurut saya."

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu