Tak mudah. Percayalah, ini tak mudah.
Aku adalah perempuan yang lebih sering menghabiskan waktu bersama lelaki lelaki haus nafsu digubug neraka. Silahkan jika mau berpikir buruk, aku tak akan marah.
Aku ingin berbagi cerita. Sebenarnya tak ada sedikitpun rasa puas, rasa tak bersalah, rasa senang dan rasa rasa lain yang membuat hati tenang. Aku ingin lepas, lepas dari barang yang ketika kamu memakainya, kamu akan lupa siapa dirimu sebenarnya. Aku ingin berhenti, botol botol gila itu benar benar membuatku sinting.
Karena kecanduan, setiap sore sebelum bekerja, sebelum aku menjadi kupu kupu, sebelum aku menjadi perempuan yang tak punya harga diri, ku sisihkan sebagian uang pas pasan miliku untuk membeli barang yang benar benar sudah kurasakan kegilaanya. Jangan menilaiku bodoh sebelum kamu tau bagaimana reaksinya ketika aku meninggalkan mereka, seperti ada sesuatu yang masuk secara paksa di telingaku, mengiang entah bagaimana aku menggambarkannya. Sakau, halu, aku tak peduli apa namanya, yang aku rasakan sakit, tubuhku bukan lagi miliku, gemetar dan kejang menjadi sahabat saat aku tak bersama mereka. Kamu tak perlu bayangkan kesakitannya, dengarkan saja perempuan tak tau diri ini bercerita.
Kadang aku merenung, melamun diantara lelaki lelaki yang harus kulayani. Percayalah, ini tak mudah, tak mudah sedikitpun. Meski entah pantas atau tidak, aku berdoa setiap kali akan masuk kamar bersama lelaki semu-ku, aku berdoa semoga ia tak kasar kepadaku, semoga ia tak menambah derita yang kualami, semoga ia bisa seperti kekasih. Karena kadang lelaki tak peduli bahwa aku juga manusia, kadang mereka memperlakukanku dengan kasar, seperti lupa bahwa makna bercinta adalah memuaskan sesama.
Beranjak dari lelaki lelaki tak tau diri, musuh terbesarku sebenarnya tak lain adalah diriku sendiri. Iya, aku, perempuan tolol yang tak tau arah hidupnya mau dibawa kemana, perempuan bodoh, perempuan bego yang memiliki jalan salah untuk harapan harapan masa kecil yang begitu indah, perempuan dungu yang tak bisa lepas dari sesuatu yang bahkan ia-pun tau bahwa itu bisa membuatnya hilang nyawa.
Selepas jam kerjaku, yaitu jam tigapagi, aku belum dulu pulang.
Kuhabiskan kelelahanku pada sebatang cangklong, aku bercerita tentang hari hariku, bercerita di setiap hirupan hasil pembakaran kristal kristal yang membuatku tenang. 7 hirupan, sudah cukup untuk melepas lelah dan beban beban yang menumpuk dan berkumpul didalam dada. Kamu harus tau, hanya dengan ini aku bisa merasa tenang, karena setelah ini tubuhku segar --setidaknya untuk 3-4 hari--
Aku melakukan ini semata mata agar tubuhku tak lagi sakit, agar aku tak lagi kejang, agar aku tak lagi merana. Aku tau caraku salah, mengobati racun dengan racun. Tapi apa makna salah untuk perempuan tak berakal sepertiku?
Aku ingin sekali merasakan mati, jika itu membuatku hidup dengan dunia yang baru, aku mau. Aku mau, mau untuk lepas dari apapun yang berbeda jalan dengan jalan Tuhan. Tapi aku tak kuasa, aku tak sanggup melawan, aku tak sanggup melawan arus.
Siapapun kamu, aku ingin bercerita lebih banyak hal kepadamu. Aku ingin berbagi pilu yang senang sekali menghampiriku. Tapi, sekarang sudah pukul empat sore, aku harus bergegas mandi dan merapihkan diri, aku harus bekerja untuk nasi besok hari. Siapapun kamu, aku berharap bisa berbagi cerita lagi, berharap kamu membaca tulisan tulisan tololku lagi. Sampai jumpa kamu, kamu yang tak bisa kusentuh tapi mampu memberi ketenangan. Sampai jumpa.
Comments
Post a Comment