Ibu, bolehkah aku pulang ke rumahmu? Aku mau sebentar saja, merebahkan badan di kamarku. Kamar yang sewaktu kecil tempat kau obati aku dari demam tinggiku. Boleh ya bu? Sekedar istirahatkan badanku dari mimpi-mimpi yang panjang, yang ternyata melelahkan sekali untuk menjemput mereka.
Ibu, bolehkah aku? Berteduh dibalik pelukmu, menyingkirkan sejenak segala cita-cita dan mimpi masa kecilku. Mimpi yang kadang membuatku penat dan lelah. Aku berpikir, selain peluk dari tubuh hangatmu itu, tak ada lagi yang bisa menenangkanku dari segala penat dan kacau dalam pikiranku.
Ibu, bolehkah aku? Memakai baju-bajuku lagi, yang disetrika oleh tangan manismu, yang lipatannya aku paham betul.
Ibu, boleh ya? Aku pulang ke rumahmu. Menjadi anak kecilmu lagi, yang kau kecup keningku ketika menangis, yang kau teguhkan hatiku ketika ban sepedaku bocor. Yang kau cuci bajuku sehabis aku berenang di kali dekat masjid kampung kita itu, yang kau cuci baju bekas aku pakai hujan-hujanan sore itu. Pulang ke matamu. Menjadi air matamu yang jatuh sebab aku harus sekarat karena DBD sewaktu SD dulu.
Aku mau pulang ibu. Menjemput rindu yang merengek untuk bertemu.
Boleh ya, bu? Aku tidur denganmu lagi, di kamarmu lagi. Karena banyak nyamuk di ruang tengah. Karena aku takut hantu.
Aku mau pulang ibu. Dikecup keningku olehmu. Mencium mesra tangan kananmu.
Aku mau pulang ibu.
Comments
Post a Comment