Skip to main content

Aku Ingin Kembali

Dulu...
Kehidupan seperti ini yang kumau
Bebas..
Liar..
Tanpa aturan..
Ingin kutau kehidupan bodoh ini
Ingin kucoba, ingin kucipipi

Tapi..
Semuanya hanya kenikmatan semu
Hanya tertawa yang bahkan aku sendiripun ragu untuk menikmati lepasnya
Semua jalan bodoh yang kupilih hanya jalan setapak yang entah arahnya kemana
Bosan, muak, entah kata apalagi yang mampu mendeskripsikan keadaan ini

Aku ingin kembali!
Ingin tidur seperti anak anakmu yang lain
Ingin bangun tidur seperti dulu, kala mentari baru saja muncul
Ingin menikmati rumahmu tanpa rasa takut yang mengendap didalam dada
Ingin sekali mendapat pelukan hangat setiap saat seperti dulu

Aku tersadar..
Menjadi dewasa membuat semua hal menjadi berbeda
Menjadi tak sama eperti dulu lagi

Aku rindu pelukanmu yang selalu bisa menyejukan hati
Aku rindu tidur dengan jagaanmu
Aku rindu pesanmu kala aku keluar rumah
Aku rindu masa sebelum aku menjadi dewasa
Dewasa membuatku benarr benar tak nyaman!

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Hari Anakmu

--- digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar. Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan. Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bi...

Gadis Lima Belas Tahun

Lalu, gadis berumur lima belas tahun itu menghampiriku perlahan, sambil melambai manja ia menawarkan: "Dua ratus lima puluh ribu, mas." Aku hanya senyum sekadar senyum. "Umurmu berapa, dek?" "Lima belas tahun, mas." "Bukankah tak baik gadis lima belas tahun di sini?" Lalu, hening sesaat. Sesak dadaku berpikir kalau-kalau ucapanku menyinggung perasaannya. "Hidup tak hanya tentang baik dan buruk, mas. Setidaknya begitu menurut saya."

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu