Skip to main content

Perjalanan

Seperti berlari, semua yang ditinggalkan semakin jauh
Seperti menghilang, semua yang terlihat perlahan memudar
Seperti mendaki, semua menjadi lebih tak terlihat
Seperti menyelam, perlahan membuat perahu semakin kelam dipandangan pelupuk mata

Aku berlari jauh dari masa kanak kanak, meninggalkan segala tawa paling tulus yang pernah tercipta
Beranjak ke tempat tak tau apa, berada pada titik entah dimana

Entah apa yang membawaku berada disini
Aku telah jauh, jauh berjalan tak pernah kenal dengan arah
Seingatku dulu tak se-asing ini
Terlalu banyak orang yang datang
Terlalu banyak orang yang pergi

Dalam perjalanan meraih setiap inchi harapan, meraih setiap kepal keinginan
Aku selalu merasa terhambat
Selalu merasa perjalanan seolah mempermainkan setiap setapak yang kulalui
Perlahan dan perlahan seiring impian yang mulai terang
Satu persatu yang pergi kian beranjak datang, silih berganti menggantikan setiap peran

Impian, Harapan
Untuk setiap lelahku, kau adalah alasan mengapa aku harus terus berjalan
Alasan mengapa aku terus melawan
Dalam menujumu, aku dihibur oleh perjalanan
Entah akan sampai tujuan atau kembali kebelakang untuk pulang

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Hari Anakmu

--- digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar. Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan. Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bi...

Gadis Lima Belas Tahun

Lalu, gadis berumur lima belas tahun itu menghampiriku perlahan, sambil melambai manja ia menawarkan: "Dua ratus lima puluh ribu, mas." Aku hanya senyum sekadar senyum. "Umurmu berapa, dek?" "Lima belas tahun, mas." "Bukankah tak baik gadis lima belas tahun di sini?" Lalu, hening sesaat. Sesak dadaku berpikir kalau-kalau ucapanku menyinggung perasaannya. "Hidup tak hanya tentang baik dan buruk, mas. Setidaknya begitu menurut saya."

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu