Skip to main content

Jangan berhenti membuatku takut

Jangan behenti membuatku takut. Jangan berhenti membuatku takut karena tak bisa mendengar apa yang sedang kau jalani, apa yang sedang kau lakukan. Tetaplah kamu seperti itu, tetaplah membuatku takut kehilangan kabar darimu. Karena aku suka ketakutan yang kamu ciptakan.
Saat kita sedang asyik bersama. Waktu, dengan segala kewenangan yang dimilikinya, harus membatasi kebersamaan kita yang sedang melepas rasa yang sering mengendap disela sela perasaan kita, rindu. Kamu, hal yang membuatku takut dengan waktu, yang membuatku berpikir alangkah lebih baik semesta ini jika tak ada waktu. Tetaplah seperti itu, jangan berubah. Karena aku suka caramu membuatku takut dengan waktu.
Saat dunia sedang gila gilanya. Saat perempuan macam apapun mudah dicari. Saat perempuan model apapun mudah datang. Aku justru dibuat takut oleh kepergianmu. Aku justru dibuat berpikir bahwa tak ada perempuan lain sepantas kamu yang boleh hadir dihidupku. Tapi aku suka, aku suka caramu membuatku takut jika kau pergi. Tetaplah membuatku takut. Tak perlu berubah.
Saat orang orang mainstream ingin malam cepat datang. Aku malah sebaliknya. Karenamu, aku takut jika minggu siang cepat berlalu. Aku takut jika matahari diminggu siang cepat berlalu. Aku takut melihat senja diminggu sore. Karena ia memberi aba aba agar aku bergegas dari peluk manismu. Aku takut. Tapi seperti biasa, aku suka. Karena ketakutan itu bersumber dari sosokmu. Karena ketakutan itu diciptakan olehmu.
Ketakutan ketakutan yang kamu ciptakan hanya akan membuatku semakin tak akan melepasmu. Semakin tak akan membiarkanmu, walau sejam, walau semenit, tak akan kubiarkan kamu berlalu. Jangan berhenti membuatku takut.

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Hari Anakmu

--- digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar. Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan. Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bi...

Gadis Lima Belas Tahun

Lalu, gadis berumur lima belas tahun itu menghampiriku perlahan, sambil melambai manja ia menawarkan: "Dua ratus lima puluh ribu, mas." Aku hanya senyum sekadar senyum. "Umurmu berapa, dek?" "Lima belas tahun, mas." "Bukankah tak baik gadis lima belas tahun di sini?" Lalu, hening sesaat. Sesak dadaku berpikir kalau-kalau ucapanku menyinggung perasaannya. "Hidup tak hanya tentang baik dan buruk, mas. Setidaknya begitu menurut saya."

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu