Tak ada warna disetiap dindingnya
Tak ada hijau, kuning, merah, tosca
Tak ada perabot yang dibanggakan
Tak ada apapun, bahkan kehormatan sebagai manusia
Temboknya penuh tambalan
Fotonya cuma satu, tahun 1990an
Gordennya sobek sana sobek sini
Jika hujan, airnya masuk dalam kamar
Jika panas, teriknya menyengat hingga ruang tamu
Adakah Ia merasa rendah?
Kurasa tidak, tidak sekalipun
Kulihat mata bahagianya, Ia bahagia
Karena Ia mengerti, Tuhan bersamanya
Comments
Post a Comment