Skip to main content

Aku Terjebak!

Aku terjebak
Terkunci di ruang hampa
Tanpa udara
Tanpa mata
Tanpa rasa
Melihat tak tau kemana

Aku terkurung
Berkarat oleh perilaku
Bait bait terbakar olehku
Dan merah ku ubah hitam kelam
Ketololan kubuat semakin mendalam

Aku malu
Malu pada jiwaku
Ku beri kebodohan padaku
Aku, si aniaya pada diriku
Perlahan mati oleh rotasi

Kunang kunang sudah pulang
Terang dan terangnya kian hilang
Aku kembali gelap
Tanpa cahaya
Tanpa lilin
Tanpa harapan

Aku kembali ke ruang hampa
Mengais nikmat nikmat semu
Aku ada dalam kebodohanku
Ku robek sendi sendi iman dalam jiwaku
Aku mati
Terkapar penuh luka
Luka hati
Luka jiwa
Aku pulang, kembali menuju ruang
Ruang hampaku yang berantakan

Comments

Popular posts from this blog

Suatu Hari Anakmu

--- digubah dari tulisan Bhagavad Sambadha Suatu hari anakmu melihat seorang mahasiswa menangis di lorong gelap di salah satu gedung, setelah sebelumnya bertemu ketua dekan untuk nego bayaran kuliah. Mahasiswa itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut di-DO, ia hanya takut orang tuanya kelelahan mencari dana selagi dirinya menjadi pelajar. Suatu hari anakmu melihat bocah umur lima belas tahun bekerja siang malam demi nasi dan lauk yang dimakan oleh dirinya dan adik-adik. Di tempatnya bekerja, keringat dan air yang mengalir di wastafel di kampus anakmu belajar mungkin sama derasnya. Bocah itu tidak pernah sekalipun dalam hidupnya takut kelaparan, ia hanya takut orang tuanya kekeringan keringat selagi ia dan adik-adik asik menyantap makanan. Suatu hari anakmu melihat seorang remaja seumur SMP dan SMA menjajakan tissue di bawah lampu merah di mana orang-orang mengumpat karena panas dan dikejar waktu. Di sana, matahari bahkan lebih menakutkan dari perut kosong, karena panasnya tak bi...

Gadis Lima Belas Tahun

Lalu, gadis berumur lima belas tahun itu menghampiriku perlahan, sambil melambai manja ia menawarkan: "Dua ratus lima puluh ribu, mas." Aku hanya senyum sekadar senyum. "Umurmu berapa, dek?" "Lima belas tahun, mas." "Bukankah tak baik gadis lima belas tahun di sini?" Lalu, hening sesaat. Sesak dadaku berpikir kalau-kalau ucapanku menyinggung perasaannya. "Hidup tak hanya tentang baik dan buruk, mas. Setidaknya begitu menurut saya."

Mbak Kiki

Adalah perempuan Dengan tangan yang paling mirip Dengan Ibu Adalah perempuan Dengan hati yang paling mirip Dengan Ibu Adalah sosok Dengan kelembutan, yang paling mirip Dengan Ibu Adalah semoga Yang tidak menangisi kegagalan Si Bungsu Dengan Ibu